Buat sebagian orang, menyapu halaman dan mencabut rumput liar di pekarangan adalah pekerjaan yang melelahkan. Begitu juga buat saya *eh
Enggak kok, saya gak akan menyangkalnya. Emang beneran capek. Sama kayak punya batita yang bakal terus berantakin rumah. Loe bersihin kamar, die berantakin ruang tamu, giliran loe baru ambil ancang-ancang merapihkan ruang tamu, dia udah selesei berantakin kamar lagi…. eh wait, kenapa jadi curcol yak, wkwkwk.
Balik ke tadi, ibaratnya nih, ngapain sih capek-capek nyapu halaman di pagi hari, toh sorenya pasti bakal kotor lagi. Kalau enggak dari dedaunan pohon sendiri atau ya pohon tetangga, pohon tetangganya tetangga, encing encangnya tetangga dan seterusnya. Angin kencang datang sekejap aja, udah numpuk lagi deh yang harus disapu.
Tapiii, buat orang OCD seperti sayah, penyakit obsesif itu loh gak ada hubungannya sama dietnya Om Ded yaa… dua kegiatan ini melelahkan sekaligus membuat saya puasss. Sisi miss perfect saya terpuaskan dengan hasil akhir yang bersih binti kinclong. Sementara sisi kompulsif saya terpenuhi ketika saya mampu mendeteksi dan memisah-misahkan kotoran-kotoran tersebut dari susunan rumput dan tanah yang punya keteraturan tersendiri. Bahkan saya bisa tersenyum-senyum sendiri, jika berhasil mengkategorikan berbagai sampah yang ada, dan menempatkannya sesuai kategorinya masing-masing.
Jika Anda mengerenyitkan dahi membaca dua kalimat terakhir, selamat Anda bukan OCD đ
Okeee, diluar semua ituuu… saya menyadari dua hal ini…
Saat saya mencabut rumput liar di pekarangan, Continue reading “Di Balik Pekerjaan Melelahkan Itu….”
Komentar